Jumat, 02 Desember 2011

PAHLAWAN IBU (cerpen)

Ini adalah suatu kisah tentang seorang anak laki-laki yang baik dan sabar dalam menghadapi segala masalah. Di suatu kota hidup seorang ibu dan anaknya laki-laki yang sudah beranjak dewasa. Dia bernama Antu. Sang ibu bekerja keras untuk mecari nafkah, anaknya Antu juga bekerja. Setiap seminggu sekali Antu selalu membawa uang yang cukup banyak.
Suatu hari ibu Antu curiga akan pekerjaan Antu. Sekitar pukul 08.00, Antu pamit kepada ibunya untuk pergi bekerja. Setelah itu ibunya mengikuti Antu yang berangkat kerja. Antu pergi ke sebuah restoran mewah. Si ibu menunggu Antu di sebuah warung. Dia merasa curiga, dengan apa yang dilakukan anaknya di restoran itu. Sekitar pukul 13.00 Antu keluar dari restoran itu. Lalu ia pergi ke tempat lain. Ia pergi ke sebuah warung makan kecil. Di situ terlihat dia sedang mencuci piring. Ibunya tetap memperhatikan Antu dari jauh.
Setelah itu Antu pergi lagi. Antu berjalan kaki terus, jadi tidak sulit bagi ibunya untuk mengikuti Antu. Antu pergi ke sebuah kantor yang cukup mewah. Ibunya tetap memperhatikan Antu dari jauh, tapi pandangannya kepada Antu hilang setelah Antu masuk ke kantor itu. Sekitar pukul 16.00 Antu keluar dari kantor itu.
Antu kembali berjalan di trotoar. Saat itu cukup jauh juga Antu berjalan. Dan Antu berhenti di sebuah rumah yang besar dan mewah. Rumah itu juga tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal Antu dan Ibunya. Lalu Antu melihat keadaan sekitar rumah itu. Si ibu mulai curiga. Dalam hati ia bertanya-tanya. “Apa yang akan di lakukan Antu??? Apa dia akan melakukan sesuatu yang baik ??? Atau bahkan sebaliknya???”. Ibunya semakin curiga akan tingkah laku Antu saat itu.
Lalu Antu mengetuk pintu gerbang itu. Dan penjaga rumah itu membukakan pintu untuk Antu. Antu pun masuk ke rumah itu. Waktu itu sekitar pukul 17.00. Ibunya masih tetap curiga dengan apa yang akan dilakukan Antu.
Si ibu pun menunggu Antu dengan perasaan yang gelisah. Antu sangat lama berada di rumah itu. Saat itu hampir pukul 21.30. Si ibu bingung, dia mondar-mandir agak jauh dari rumah itu. Sambil sesekali menoleh ke rumah itu. Berharap Antu segera keluar.
Sampai pukul 22.00, si ibu tidak sabar lagi. Dia mau masuk ke rumah itu. Tetapi langkahnya terhenti, kerana dia melihat Antu keluar bersama perempuan cantik dan seorang anak laki-laki yang umurnya kurang lebih 12 tahun. Dan terlihat Antu sedang berbincang-bincang dengan perempuan cantik itu. Mereka tampak akrab sekali. Mereka tampak sudah tidak asing lagi dengan Antu.
Dan terlihat, tampaknya Antu berpamitan kepada mereka. Lalu Antu pergi. Setelah itu ibunya menghampiri perempuan itu dan bertanya, “Permisi, selamat malam. Boleh saya bertanya bu??”, jawab perempuan itu, “Iya. Malam. Silahkan ibu. Ibu mau bertanya apa??”. Si ibu pun bertanya, “Kalau boleh tahu, siapa pemuda tadi?? Apa yang dilakukannya selarut ini??”, jawab perempuan itu, “Oh, pemuda tadi namanya Antu, dia mengajar les privat di sini. Dia mengajar anak saya, katanya dia mau membatu ibunya”. Si ibupun terharu dan berkata, “Ternyata masih ada anak yang mulia, kalu begitu terimakasih. Selamat malam, maaf sudah mengganggu”. Jawab perempuan itu, “Iya, selamat malam ibu”.
Lalu si ibu pun kembali berjalan pulang. Di jalan ibunya menangis karena terharu kepada anaknya. Dia merasa bersalah karena tidak percaya kepada anaknya sendiri. Setelah sampai di depan rumah, dia melihat anaknya yang  mengetuk-ngetuk pintu sambil memanggil ibunya. Lalu ibunya memanggil Antu, “Antu...”. “Ibuuuuu... ibu kemana?? Saya dari tadi di sini khawatir jika ibu kenapa-napa..” jawab Antu sambil memeluk ibunya erat-erat. Si ibu pun menjawab dengan menangis, “Terima kasih anakku. Engkau memang anak yang berbakti pada orang tua.. ibu menyayangimu, nak.. engkau adalah pahlawan ibu..” sahut Antu, “Saya juga sayang ibu, apapun akan saya lakukan untuk melindungi dan membuat ibu bahagia..”

Inilah seorang anak yang bekerja keras untuk membahagiakan ibunya. Walau dia berasal dari keluarga tak mampu, tapi karena dia memiliki kemauan dia pasti bisa melakukannya. Itulah wujud kasih sayang anak kepada ibunya.

0 komentar:

 

(c)2009 Yoshin Dewi. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger